Selasa, 17 November 2015

Etika Profesi Akuntansi

Etika Profesional yang mengatur perilaku akuntan yang menjalankan praktik akuntan public di Indonesia. Pada tahun 1998, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) merumuskan etika profesional baru yang diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntansi Indonesia. Etika profesional baru ini berbeda dengan etika profesional yang berlaku dalam tahun- tahun sebelumnya. Kode etik IAI ini dikembangkan dengan struktur baru.
Kompartemen yang dibentuk dalam organisasi IAI terdiri dari 4 macam yaitu Kompartemen Akuntan Publik; Kompartemen Akuntan Manajemen; Kompartemen Akuntan Pendidik; Kompartemen Akuntan Sektor Publik. Masing- masing kompartemen digunakan untuk mengorganisasi anggota IAI yang berprofesi sebagai Akuntan Publik, Manajemen, Pendidik, serta Akuntan Sektor Publik. Sebagai induk organisasi, IAI merumuskan Prinsip Etika yang berlaku umum untuk semua anggota IAI. Untuk profesi Akuntan Publik, Kompartemen Akuntan Publik menerbitkan Aturan Etika untuk kompartemen Akuntan Publik. Aturan Etika tersebut kemudian dijabarkan dalam Interprestasi Aturan Etika oleh Pengurus Kompartemen Akuntan Publik.

PERLUNYA ETIKA PROFESIONAL BAGI ORGANISASI PROFESI
Dasar pemikiran dalam penyusunan etika profesional setiap profesi adalah kebutuhan atas profesi tersebut terhadap mutu jasa yang diserahkan oleh profesi. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memang memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu audit akan menjadi lebih tinggi jika profesi akuntansi publik menerapkan standar mutu yang tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan audit yang dilakukan oleh anggota profesi tersebut.

KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat. Dalam kongresnya tahun 1973, IAI untuk pertama kalinya menetapkan Kode Etik bagi profesi Akuntan di Indonesia. Pembahasan mengenai kode etik IAI ditetapkan dalam Kongres VIII tahun 1998.
Dalam kode etik yang berlaku sejak tahun 1998, IAI menetapkan delapan prinsip etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI dan seluruh kompartemennya. Setiap kompartemen menjabarkan 8 (delapan) Prinsip Etika ke dalam Aturan Etika yang berlaku secara khusus bagi anggota IAI. Setiap anggota IAI, khususnya untuk Kompartemen Akuntansi Sektor Publik harus mematuhi delapan Prinsip Etika dalam Kode Etika IAI beserta Aturan Etikanya.

PRINSIP ETIKA PROFESI
IKATAN AKUNTANSI INDONESIA
Prinsip Kesatu: Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setipa anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegitan yang dilakukannya.
Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka.

Prinsip Kedua: Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, mengormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan.

Prinsip Ketiga: Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

Prinsip Keempat: Objektivitas
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur, secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.
Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajban profesionalnya.

Prinsip Kelima: Kompetensi dan Kehati- hatian Profesional
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keandalan atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 fase yang terpisah:
1.      Pencapaian Kompetensi Profesional.
Pencapaian ini pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam subjek- subjek yang relevan. Hal ini menjadi pola pengembangan yang normal untuk anggota.
2.      Pemeliharaan Kompetensi Profesional.
Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen, pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, serta anggotanya harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa profesional yang konsisten.
Sedangkan kehati- hatian profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab profesinya dengan kompetensi dan ketekunan.

Prinsip Keenam: Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selam melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan.
Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staff di bawah pengawasannya dan orang- orang yang diminta nasihat dan bantuannya menghormati prinsip kerahasiaan.

Prinsip Ketujuh: Perilaku Profesional
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh amggota sebgai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staff, pemberi kerja dan masyarakat umum.

Prinsip Kedelapan : Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar professional yang relevan.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh IAI, International Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang- undangan yang relevan.


ATURAN ETIKA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK

Dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik ini digunakan singkatan KAP dengan dua makna: (1) Kompartemen Akuntan Publik, dan (2) Kantor Akuntan Publik. KAP yang bermakna Kompartemen Akuntan Publik selalu ditulis IAI- KAP, yang berarti Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik. KAP yang bermakna Kantor Akuntan Publik ditulis tanpa didahului dengan IAI.

Contoh Kasus
Kasus Kredit Macet BRI Cabang Jambi 2010
Kredit Macet Hingga Rp. 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat.
Seorang akuntan publik yang menyusun laporan keuangan Raden Motor yang bertujuan mendapatkan hutang atau pinjaman modal senilai Rp. 52 miliar dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Jambi pada tahun 2009 diduga terlibat dalam kasus korupsi kredit macet. Terungkapnya hal ini setelah Kejati Provinsi Jambi mengungkap kasus tersebut pada kredit macet yang digunakan untuk pengembangan bisnis dibidang otomotif tersebut. Fitri Susanti, yang merupakan kuasa hukum tersangka Effendi Syam, pegawai BRI Cabang Jambi yang terlibat kasus tersebut, Selasa [18/5/2010] menyatakan, setelah klien-nya diperiksa dan dicocokkan keterangannya dengan para saksi-saksi, terungkap ada dugaan keterlibatan dari Biasa Sitepu yang adalah sebagai akuntan publik pada kasus ini.
Hasil pemeriksaan yang kemudian dikonfrontir keterangan tersangka dengan para saksi Biasa Sitepu, terungkap ada terjadi kesalahan dalam pelaporan keuangan perusahaan Raden Motor dalam pengajuan pinjaman modal ke BRI Cabang Jambi.
Ada 4 aktivitas data pada laporan keuangan tersebut yang tidak disajikan dalam laporan oleh akuntan publik sehingga terjadi kesalahan dalam proses kreditnya dan ditemukan dugaan korupsi-nya

“Ada 4 aktivitas laporan keuangan Raden Motor yang tidak dimasukan kedalam laporan keuangan yang diajukan ke Bank BRI, hingga menjadi sebuah temuan serta kejanggalan dari pihak kejaksaan untuk mengungkap kasus kredit macet ini.” tegas Fitr. Keterangan serta fakta tsb. terungkap setelah tersangka Effendi Syam, diperiksa dan dibandingkan keterangannya dengan keterangan saksi Biasa Sitepu yang berperan sebagai akuntan publik dalam kasus ini di Kejati Jambi. Seharusmya data-data laporan keuangan Raden Motor yang diajukan harus lengkap, tetapi didalam laporan keuangan yang diberikan oleh tersangka Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor ada data-data yang diduga tidak disajikan dengan seharusnya dan tidak lengkap oleh akuntn publik.
            Tersangka Effendi Syam berharap penyidik di Kejati Jambi bisa melaksanakan pemeriksaan dan mengungkap kasus secara adil dan menetapkan pihak pihak yang juga terlibat dalam kasus tersebut, sehingga semuanya terungkap. Sementara itu, penyidik Kejaksaan masih belum mau berkomentar lebih banyak atas temuan tersebut.
Kasus kredit macet itu terungkap, setelah pihak kejaksaan menerima laporan tentang adanya penyalah-gunaan kredit yang diajukan oleh tersangka Zein Muhamad sebagai pemilik Raden Motor. Sementara ini pihak Kejati Jambi masih menetapkan 2 tersangka, yaitu Zein Muhamad sebagai pemilik Raden Motor yang mengajukan kredit dan Effedi Syam dari pihak BRI cabang jambi sebagai pejabat yang menilai pengajuan sebuah kredit.

sumber: kompas.com

Minggu, 18 Oktober 2015

ETIKA BISNIS



Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu “Ethikos” yang berati timbul dari kebiasaan, adalah cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk dan tanggung jawab.

Berikut ini merupakan dua sifat etika, yaitu :
·         Non-empiris Filsafat digolongkan sebagai ilmu non empiris. Ilmu empiris adalah ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang kongkret. Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat berusaha melampaui yang kongkret dengan seolah-olah menanyakan apa di balik gejala-gejala kongkret. Demikian pula dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada apa yang kongkret yang secara faktual dilakukan, tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
·         Praktis Cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu “yang ada”. Misalnya filsafat hukum mempelajari apa itu hukum. Akan tetapi etika tidak terbatas pada itu, melainkan bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Tetapi ingat bahwa etika bukan praktis dalam arti menyajikan resep-resep siap pakai. Etika tidak bersifat teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika hanya menganalisis tema-tema pokok seperti hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban, dan sebagainya, sambil melihat teori-teori etika masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan kelemahannya. Diharapakan kita mampu menyusun sendiri argumentasi yang tahan uji.

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

            Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1.      Pengendalian diri
2.      Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3.      Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4.      Menciptakan persaingan yang sehat
5.      Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6.      Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7.      Mampu menyatakan yang benar itu benar
8.      Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
9.      Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10.  Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11.  Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan

Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu
1. Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
2. Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3. Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.

Prinsip-Prinsip Pelaku Bisnis
Dalam etika bisnis berlaku prinsip-prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh para pelaku bisnis. Prinsip dimaksud adalah :
1.      Prinsip Otonomi, yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang diambil.
2.      Prinsip Kejujuran, bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal, kejujuran dalam pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja dan lain-lain).
3.      Prinsip Keadilan, bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
4.      Prinsip Saling Mengutungkan, agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula untuk berbisnis yang kompetitif.
5.      Prinsip Integritas Moral, prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.

Penerapan etika bisnis sangat penting terutama dalam menghadapi era pasar bebas dimana perusahaan-perusahaan harus dapat bersaing berhadapan dengan kekuatan perusahaan asing. Perusahaan asing ini biasanya memiliki kekuatan yang lebih terutama mengenai bidang SDM, Manajemen, Modal dan Teknologi.

Ada mitos bahwa bisnis dan moral tidak ada hubungan. Bisnis tidak dapat dinilai dengan nilai etika karena kegiatan pelaku bisnis, adalah melakukan sebaik mungkin kegiatan untuk memperoleh keuntungan. Sehingga yang menjadi pusat pemikiran mereka adalah bagaimana memproduksi, memasarkan atau membeli barang dengan memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Perilaku bisnis sebagai suatu bentuk persaingan akan berusaha dengan berbagai bentuk cara dan pemanfaatan peluang untuk memperoleh keuntungan.

Apa yang diungkapkan diatas adalah tidak benar karena dalam bisnis yang dipertaruhkan bukan hanya uang dan barang saja melainkan juga diri dan nama baik perusahaan serta nasib masyarakat sebagai konsumen. Perilaku bisnis berdasarkan etika perlu diterapkan meskipun tidak menjamin berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, akan tetapi setidaknya akan menjadi rambu-rambu pengaman apabila terjadi pelanggaran etika yang menyebabkan timbulnya kerugian bagi pihak lain.
Masalah pelanggaran etika sering muncul antara lain seperti, dalam hal

mendapatkan ide usaha, memperoleh modal, melaksanakan proses produksi, pemasaran produk, pembayaran pajak, pembagian keuntungan, penetapan mutu,  penentuan harga, pembajakan tenaga professional, blow-up proposal proyek, penguasaan pangsa pasar dalam satu tangan, persengkokolan, mengumumkan propektis yang tidak benar, penekanan upah buruh dibawah standar, insider traiding dan sebagainya. Ketidaketisan perilaku berbisnis dapat dilihat hasilnya, apabila merusak atau merugikan pihak lain. Biasanya factor keuntungan merupakan hal yang mendorong terjadinya perilaku tidak etis dalam berbisnis.

Suatu perusahaan akan berhasil bukan hanya berlandaskan moral dan manajemen yang baik saja, tetapi juga harus memiliki etika bisnis yang baik. Perusahaan harus mampu melayani kepentingan berbagai pihak yang terkait. Ia harus dapat mempertahankan mutu serta dapat memenuhi permintaan pasar yang sesuai dengan apa yang dianggap baik dan diterima masyarakat. Dalam proses bebas dimana terdapat barang dan jasa yang ditawarkan secara kompetitif akan banyak pilihan bagi konsumen, sehingga apabila perusahaan kurang berhati-hati akan kehilangan konsumennya.

Perilaku tidak etis dalam kegiatan bisnis sering juga terjadi karena peluang-peluang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang kemudian disahkan dan disalah gunakan dalam penerapannya dan kemudian dipakai sebagai dasar untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar etika bisnis.

Kasus
Badan Pengawas Periklanan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) sedikitnya telah menegur 56 perusahaan iklan atas pelanggaran etika selama dua tahun terakhir ini. Pelanggaran ini berupa penampilan iklan yang superlative, yaitu memunculkan produk sebagai yang terbaik atau termurah. Iklan superlative ini acapkali dibumbui kecenderungan menjatuhkan pesaing di pasaran. “Jika semua bilang baik, termurah, ini akan membingungkan masyarakat dan pelanggan,” ujar Ketua Badan Pengawas PPPI, FX Ridwan Handoyo kepada wartawan, belum lama ini.

Dia mencontohkan iklan pada industri telekomunikasi. Setiap operator telekomunikasi mengaku menawarkan tariff termurah. Bahkan ada iklan yang menyebutkan bahwa produk paling murah meriah. Juga ada iklan produk kesehatan atau kosmetik yang menyebutkan paling efektif. “Tapi semua iklan superlative itu tidak didukung oleh bukti yang kuat. Jadi bisa merugikan masyarakat dan pelanggannya,” tuturnya kemudian.

Surat teguran dilayangkan setelah Badan Pengawas PPPI menemukan dugaan pelanggaran berdasarkan pengaduan masyarakat atau hasil pantauan, Kepada perusahaan periklanan anggota PPPI, Badan pengawas PPPI melakukan peneguran sekaligus meminta keterangan. Sedangkan kepada perusahaan non anggota, surat teguran berupa imbauan agar menjunjung tinggi etika beriklan.

Ridwan menyebutkan dari 149 kasus yang ditangani Badan Pengawas PPPI, tahun 2006 sebanyak 56n kasus dan 93 kasus di tahun 2007. Sebanyak 90 kasus telah dinyatakan melakukan pelanggaran dan 44 kasus lainnya masih dalam penanganan. Dari yang diputus melanggan etika, 39 kasus tak mendapatb respon oleh agensi. Untuk itu BP PPPI menruskannya ke Badan Musyawarah Etika PPPI.

Jumlah perusahaan periklanan yang melakukan pelanggaran cukup banyak itu ada kemungkinan terjadi akibat tidak adanya sanksi yang tegas bagi pelanggar. Diakuinya, selama ini rambu-rambu periklanan hanya diatur dalam bentuk Etika Periklanan Indonesia. “Mungkin karena belum ada aturan hukum yang jelas, pelanggaran tetap banyak,’ katanya.

kesimpulan
            Berdasarkan uraian bahasan “Pengertian Etika Bisnis” dapat disimpulkan bahwa :
Dalam etika bisnis berlaku prinsip-prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh para pelaku bisnis. Prinsip dimaksud adalah : Prinsip Otonomi, yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang diambil. Prinsip Kejujuran, bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal, kejujuran dalam pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja dan lain-lain). Prinsip Keadilan, bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya. Prinsip Saling Mengutungkan, agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula untuk berbisnis yang kompetitif. Prinsip Integritas Moral, prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik. Pada Dasarnya Hukum Diciptakan melalui Kekuasaan, Tetapi muatan Hukum harus mengatur keseimbangan antara kepentingan Kekuasaan dengan kepentingan Masyarakat (rakyat) yang memiliki kedaulatan. Oleh Karenanya Hukum diciptakan bukan untuk Kekuasaan (Thomas Hobbes) melainkan untuk kepentingan perkembangan masyarakat (Von Savigni). 

Referensi :
Baron, (2003, 34) Etika Bisnis. Balai pustaka Jakarta.
Kuncoro (2006) Keunggulan kompetitif. Balai Pustaka Jakarta.
Nogareda & Ziegler, (2006). Green Management. Balai pustaka Jakarta.
N.Nuryesrnan M, Moral dan Etika Dalam Dunia Bisnis, Bank dan Manajemen,  Mei/Juni 1996.
Munir Fuady ,(2005). Pengantar Bisnis Hukum (Menata Bisnis Modern di Era Global)
Purba Victor, Hukum Bisnis Dalam Kegiatan Bisnis Para Manajer, Manajemen, 1993. Dunia Bisnis, Warta Ekonomi, No. 29, Desember 1994.
Watu Yohanes Vianey. (2010). Etika Bisnis.Program Magister Manajemen UNIKA Kupang.

http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-etika-bisnis.html

Jumat, 03 Juli 2015

Resep Kue

Horee sebentar lagi lebaran. yuk bikin kue
Ini dia referensi kue lebaran



 Kue Kering Strawberry
150 gram margarin
butter (50 gram margarin + 100 gram butter)
50 gram tepung gula
1 sendok teh vanili bubuk
1 butir kuning telur
50 selai stroberi/ strawberry
25 gram susu bubuk full cream
25 gram maizena
200 gram tepung terigu protein sedang atau rendah
100 gram coklat rasa stroberi warna pink, lelehkan

Topping

½ butir putih telur ukuran kecil
125 gram tepung gula
1 sendok makan air jeruk nipis

Cara Membuat Resep Kue Kering Strawberry 
Kocok margarin, butter, tepung gula dan vanili hingga rata lalu. Masukkan telur, aduk rata. Masukkan secara bertahap campuran tepung terigu,susu dan maizena ke dalam adonan sambil diaduk menggunakan sendok kayu. Masukkan coklat rasa strobri, aduk rata.
Bentuk bulatan-bulatan kecil, buat lubang ditengahnya lalu beri isi dengan selai stroberi. Panggang dengan suhu 160° hingga kue matang, dinginkan.

Campur putih telur dan gula halus secara bertahap hingga rata. Masukkan air jeruk nipis, aduk rata. Masukkan bahan toping ke dalam plastik segitiga, potong kecil ujungnya. Hias dengan toping putih mengikuti garis lingkaran.

Cool Kids - Echosmith



She sees them walking in a straight line
Gadis itu melihat mereka berjalan tegap
That's not really her style
Itu bukan gayanya
And they all got the same heartbeat
Dan mereka semua miliki detak jantung yang sama
But hers is falling behind
Tapi detak jantungnya tertinggal
Nothing in this world could
Tak ada satupun di dunia ini yang bisa
Ever bring them down
Merendahkan mereka
Yeah, they're invincible, and she's just in the background
Yeah, mereka tak terkalahkan dan dia hanya di latar
And she says
Dan dia berkata

II
I wish that I could be like the cool kids
Andai aku bisa seperti anak-anak gaul itu
'Cause all the cool kids, they seem to fit in
Karena anak-anak gaul itu, mereka tampak serasi
I wish that I could be like the cool kids
Andai aku bisa seperti anak-anak gaul itu
Like the cool kids
Seperti anak-anak gaul itu

He sees them talking with a big smile
Lelaki itu melihat mereka bicara dengan senyum lebar
But they haven't got a clue
Tapi mereka tak tahu
Yeah, they're living the good life
Yeah, mereka jalani hidup bahagia
Can't see what he is going through
Tak bisa melihat apa yang dialaminya
They're driving fast cars
Mereka kendarai mobil cepat
But they don't know where they're going
Tapi mereka tak tahu kemana arah tujuan
In the fast lane, living life without knowing
Di jalur sibuk, jalani hidup tanpa mengerti
And he says
Dan dia berkata

Back to II

IV
I wish that I could be like the cool kids
Andai aku bisa seperti anak-anak gaul itu
'Cause all the cool kids they seem to get it
Karena anak-anak gaul itu, mereka tampak mengerti
I wish that I could be like the cool kids
Andai aku bisa seperti anak-anak gaul itu
Like the cool kids
Seperti anak-anak gaul itu

And they said
Dan mereka berkata

Back to II (2x)

Back to IV

Memo

MEMO

1.       What is a memo?
A memo or memorandum is:
·         a hard-copy (sent on paper) document
·         used for communicating inside an organization
·         usually short
·         contains To, From, Date, Subject Headings and Message sections
·         Does not need to be signed, but sometimes has the sender's name at the bottom to be more friendly, or the sender's full name to be more formal. If in doubt, follow your company style.

2.       Why Write Memos?
Memos are useful in situations where e-mails or text messages are not suitable. For example, if you are sending an object, such as a book or a paper that needs to be signed, through internal office mail, you can use a memo as a covering note to explain what the receiver should do.

3.       How to write a memo
Memos should have the following sections and content:
1.       A 'To' section containing the name of the receiver. For informal memos, the receiver's given name; e.g. 'To: Andy' is enough. For more formal memos, use the receiver's full name. If the receiver is in another department, use the full name and the department name. It is usually not necessary to use Mr., Mrs., Miss or Ms unless the memo is very formal.
2.        A 'From' section containing the name of the sender. For informal memos, the sender's other name; e.g. 'From: Bill' is enough. For more formal memos, use the sender's full name. If the receiver is in another department, use the full name and the department name. It is usually not necessary to use Mr., Mrs., Miss or Ms unless the memo is very formal.
3.        A 'Date' section. To avoid confusion between the British and American date systems, write   the month as a word or an abbreviation; e.g. 'January' or 'Jan'.
4.        A Subject Heading.

4.        The message.
Unless the memo is a brief note, a well-organized memo message should contain the following sections:
1.       Situation - an Introduction or the purpose of the memo
2.       Problem (optional) - for example: "Since the move to the new office in Kowloon Bay, staff has difficulty in finding a nearby place to buy lunch."
3.       Solution (optional) - for example: "Providing a microwave oven in the pantry would enable staff to bring in their own lunchboxes and reheat their food."
4.       Action - this may be the same as the solution, or be the part of the solution that the receiver needs to carry out; e.g. "we would appreciate it if you could authorize up to $3,000"
5.       Politeness - to avoid the receiver refusing to take the action you want, it is important to end with a polite expression; e.g. "Once again, thank you for your support.", or more informally "Thanks".

6.      Signature
this is optional.
http://rivalno22.blogspot.com/

JURNAL

Yuk belajarnya membuat Jurnal
ini merupakan contoh Jurnal Ilmiah yang saya buat
Semoga bermanfaat...

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS
PADA XYZ
Ulfah Maghfiirotun Khasanah

Abstrak
Peranan sistem akuntansi sangat besar bagi perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem akuntansi penerimaan kas pada Apotek XYZ dan untuk mengetahui sistem akuntansi penerimaan kas pada Apotek XYZ sudah berjalan sesuai dengan Sistem Pengendalian Intern (SPI). Penulisan ilmiah yang dilakukan menggunakan metode studi lapangan, yaitu penulis langsung mendatangi perusahaan untuk memperoleh data penerimaan kas. Serta menggunakan metode studi pustaka untuk memperoleh referensi yang sejenis guna menambah wawasan mengenai sistem penerimaan kas akuntansi. Dalam pembahasan ini, penulis menggunakan Diagram alir (Flowchart) dan Sistem Pengendalian Intern untuk mempermudah dalam menganalisa hasil yang telah dibuat. Setelah melakukan pembahasan dan analisa menggunakan Flowchart dan Sistem Pengendalian Intern dapat diketahui bahwa sistem akuntansi penerimaan kas yang diterapkan Apotek XYZ belum berjalan sesuai fungsinya sehingga masih ada fungsi yang merangkap tugas.
PENDAHULUAN
Kebutuhan informasi pada saat ini sangat penting dalam semua kegiatan, salah satunya dalam kegiatan bisnis. Manfaat dari informasi yang didapat sangat penting sebagai dasar pengambilan keputusan. Dengan adanya sistem akuntansi, informasi yang didapat lebih cepat, tepat waktu, akurat, dan relevan.
Untuk memenuhi kebutuhan informasi, disusun suatu sistem akuntansi. Sistem ini dirancang untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak intern maupun ekstern. Sistem akuntansi sangat penting bagi perusahaan, karena mengubah dari pencatatan manual ke pencatatan yang berupa bagan alir (flowchart). Sistem akuntansi mewakili semua informasi kegiatan yang ada dalam perusahaan. Penggunaan bagan alir sangat diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Pada apotek, jenis pekerjaan yang menggunakan sistem akuntansi sangatlah banyak. Misalnya, pembayaran gaji karyawan, pembelian barang dagang, penjualan tunai, penerimaan kas , dan pengeluaran kas. Hal ini memerlukan pencatatan yang lebih rinci agar kegiatan bisnis dapat berjalan dengan baik. Untuk menghitung dan memperoses data secara manual akan memerlukan waktu dan tenaga, belum lagi kesalahan yang sangat rentan terjadi.
Pencatatan tersebut yaitu pencatatan dengan suatu sistem akuntansi. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pencatatan salah satunya penerimaan kas. Dikarenakan banyaknya transaksi yang dicatat agar terhindar dari kesalahan, sistem akuntansi berguna untuk meminimalisir terjadinya kesalahan pencatatan. Dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik memberi judul penelitian dengan nama “ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA APOTEK XYZ”.
            Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis merumuskan masalahny sebagai berikut :
1.      Bagaimana sistem akuntansi penerimaan kas yang diterapkan pada Apotek XYZ?
2.      Apakah sistem akuntansi penerimaan kas yang diterapkan pada Apotek XYZ sudah berjalan sesuai dengan standar pengendalian intern (SPI)?
Dalam penulisan ini, penulis hanya membatasi pada sistem akuntansi penerimaan kas menggunakan resep dokter pada Apotek XYZ. Berdasarkan perumusan masalah yang telah penulis uraikan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui sistem akuntansi penerimaan kas yang diterapkan pada Apotek XYZ
2.      Untuk mengetahui sistem akuntansi penerimaan kas pada Apotek XYZ sudah berjalan sesuai standar pengendalian intern (SPI).
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : Bagi penulis dengan melakukan penelitian ini penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan terapan disamping pengetahuan teoritis yang telah diperoleh mengenai sistem akuntansi penerimaan kas. Bagi perusahaan dengan melakukan penelitian ini perusahaan menyadari alternatif pemecahan masalah yang terjadi dalam kegiatan perusahaan. Bagi pembaca dengan melakukan penelitian ini sebagai salah satu bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
LANDASAN TEORI
            Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan  yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi 2010). Definisi sistem akuntansi dikemukakan (Stettler dalam Baridwan, 2001) sistem akuntansi adalah formuli-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.
            Sistem Akuntansi Penerimaan Kas (Mulyadi, 2010) adalah suatau catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah proses aliran kas yang terjadi di perusahaan adalah terus menerus sepanjang hidup perusahaan yang bersangkutan masih beroperasi. Aliran kas terdiri dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Berasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu kesatuan untuk menangani penerimaan perusahaan.
            Committee on Auditing Procedure American Institute of Carified Public Accountant (AICPA) mengemukakan, bahwa pengendalian intern meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dlam operasi, dan membantu menjaga dipatuhinya kebijakan manajeman yang telah ditetapkan lebih dahulu (AICPA dalam Baridwan 2001).
            Menurut (Mulyadi, 2010) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian, dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
METODE PENELITIAN
            Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Apotek XYZ. Apotek XYZ merupakan anak perusahaan perseroan PT. XYZ. Apotek kimia menyediakan layanan kesehatan yang terintegrasi meliputi layanan farmasi (apotek), klinik kesehatan dan laboratorium klinik. Apotek XYZ mempunya konsep One Stop Care Solution (OSHcS) sehingga semakin memudahkan masyarakat mendapatkan layanan kesehatan berkualitas.
            Jenis data yang digunakan oleh penulis adalah data primer, karena penulis langsung ke tempat dimana data itu berada atau ke perusahaan yang dijadikan objek penelitian dengan cara observasi dan wawancara.
Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisa sistem akuntansi penerimaan kas, metode pendekatan yang digunakan adlah siklus pengembangan sistem akuntansi, yang merupakan modifikasi dari sistem yang sudah ada dan telah disesuaikan dengan kebutuhan akan sistem akuntansi untuk meningkatkan pengendalian internal.











ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
            Adapun bagan alir dari sistem akuntansi penerimaan kas pada Apotek XYZ adalah sebagai berikut :
a.       Bagian Asisten Apoteker






b.      Bagian Administrasi


Berikut ini menjelaskan bagan alir sistem penerimaan kas pada Apotek XYZ :
Nama Bagian
Pekerjaan
1.      Bagian Asisten Apoteker
Bagian Asisten Apoteker merangkap sebagai Bagian Kasir
Melayani pelanggan dengan resep obat
Menerima resep obat
Melihat ketersediaan obat
Jika obat tidak ada, maka resep di kembalikan ke pasien dan transaksi di hentikan
Jika obat ada, kemudian mengoperasikan mesin register kas untuk memperhitungkan biaya yang harus di bayar pelanggan
Menerima pembayaran
Mencetak pita register kas sebanyak 2 lembar
Membuat copyan Resep Obat sebanyak 1 lembar
Menyiapkan dan membungkus obat
Pita Register Kas lembar 1 dan copyan Resep Obat lembar 2 beserta obat diserahkan kepada pasien
Pita Register Kas lembar 2 dan Resep Obat lembar 1 beserta uang diserahkan ke bagian Administrasi
2.      Bagian Administrasi
Menerima Pita register Kas lembar 2 dan Resep Obat beserta uang dari bagian Asisten Apoteker
Mencatat transaksi  ke dalam jurnal
Pita Register Kas lembar 2 dan Resep Obat bersama uang di arsip tetap

                  Unsur-unsur pengendalian intern untuk sistem akuntansi penerimaan kas pada Apotek XYZ :
1.      Organisasi
a.       Fungsi akuntansi yang seharusnya dilakukan oleh bagian akuntansi, namun di Apotek XYZ  masih dilakukan bagian administrasi. Sehingga perlu digantikan tugas bagian administrasi dengan bagian akuntansi.
b.      Fungsi kas yang seharusnya dilakukan oleh bagian kasir masih dirangkap oleh bagian asisten apoteker. Sehingga perlu dipisahkan antara bagian kasir yang menjadi fungsi kas dengan bagian asisten apoteker agar tidak terjadi kerangkapan tugas.
c.       Transaksi penjualan tunai pada Apotek XYZ hanya dilaksanakan oleh bagian asisten apoteker yang merangkap tugas bagian penjualan dan bagian kasir.
2.      Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
a.       Pencatatan ke dalam jurnal masih dilakukan bagian administrasi yang seharusnya dilakukan oleh bagian akuntansi
b.      Nota penjualan obat dikeluarkan oleh bagian yang berwenang yaitu Bagian Asisten Apoteker yang sudah menjumlah total harga obat yang akan dibeli oleh konsumen.
3.      Praktik yang sehat
a.       Penggunaan formulir sudah menggunakan nomer urut atau sesuai transaksi
b.      Diberikannya hak cuti bagi karyawan agar dalam pelaksaan tugas selalu dalam kondisi yang baik.

            Sistem akuntansi sangat besar dan sangat penting bagi perusahaan, karena dapat merubah dari pencatatan yang manual ke pencatatan yang berupa bagan alur flowchart. Bagan alur berupa flowchart  sangat penting dan diperlukan sebagai dasar dari pengambilan keputusan.
1.      Kelebihan sistem akuntansi penjualan tunai pada Apotek XYZ
·         Pembayaran dari pelanggan ke bagian kasir sudah menggunakan mesin register kas sehingga tidak memakan waktu lama atau lebih efektif.
·         Sudah terdapatnya dokumen Pita Register kas yang sesuai dengan Sistem Pengendalian Intern sebagai bukti penerimaan kas.
2.      Kelemahan sistem akuntansi penjualan tunai pada Apotek XYZ
·         Transaksi penjualan tunai pada Apotek XYZ hanya dilaksanakn oleh Bagian Asisten Apoteker yang merangkap tugas Bagian Kasir sehingga perusahaan berjalan dengan tidak efektif dan efisien.
·         Bagian kasir tidak memberikan cap lunas di struk pembayaran yang diberikan konsumen.
            Dalam pembahasan ini penulis mencoba untuk memberikan hasil penelitian yang berupa usulan-usulan untuk sistem penerimaan kas di Apotek XYZ berdasarkan SPI (Sistem Pengendalian Intern) yang semoga dapat diterima oleh pihak Apotek XYZ.
a.       Dokumen yang digunakan berdasarkan SPI
1.      Resep Obat (RO)
Resep Obat digunakan untuk pembelian menggunakan resep obat dari dokter. Resep Obat digunakan untuk menembus obat di apotek.
2.      Pita Register Kas (PRK)
Pita Register Kas merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh Bagian Kasir dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan. Pita Register Kas ini digunakan untuk pembelian obat.
3.      Bukti Setor (BS)
Bukti Setoran Bank diserahkan ke Bagian Kasir kepada Bagian Akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas.
b.      Fungsi yang terkait berdasarkan SPI
1.      Fungsi Kas yaitu bertugas menerima pembayaran dari pasien. Fungsi Kas ini ditugaskan kepada Bagian Kasir.
2.      Fungsi Gudang yaitu bertugas menyiapkan dan membungkus obat yang dibeli oleh pasien. Fungsi gudang ini ditugaskan kepada Bagian Asisten Apoteker.
3.      Fungsi Akuntansi yaitu bertugas mencatat transaksi penjualan, dan membuat laporan penjualan. Fungsi Akuntansi ini ditugaskan kepada Bagian Akuntansi.
c.       Prosedur Sistem Akuntansi Penerimaan Kas usulan berdasarkan Sistem Pengendalian Intern (SPI)
Berdasarkan evaluasi sistem akuntansi di atas terdapat bagian-bagian yang perlu diperbaiki pada sistem penerimaan kas Apotek XYZ adalah sebagai berikut :
1.      Bagian Kasir
2.      Bagian Asisten Apoteker
3.      Bagian Akuntansi

                  Untuk mengetahui prosedur pengendalian intern penerimaan kas pada Apotek XYZ, dapat dilihat usulan-usulan pengendalian intern sebagai berikut :

Nama Bagian


Pekerjaan
1.      Bagian Kasir
Menerima pelanggan yang datang ke apotek
Menerima Resep Obat dari pelanggan
Melihat Stok ketersediaan obat
Jika obat tidak ada maka resep di kembalikan ke pasien dan transaksi di hentikan
Jika obat ada maka menyerahkan Resep Obat kebagian Asisten Apoteker

Menerima nota total harga obat beserta obat dari bagian asisten apoteker
Memproses mesin kasir
Menerima pembayaran
Mencetak struk pembayaran sebanyak 2 lembar
Memberikan cap “LUNAS” pada struk pembayaran
Lembar 1 diberikan ke konsumen bersama obat
Lembar 2 diberikan ke bagian Akuntansi untuk diarsipkan

Menyetorkan uang transaksi ke bank setiap hari
Menyerahkan bukti setor ke bagian akuntansi
2.      Bagian Apoteker
Menerima resep dokter dari bagian kasir
Melihat resep dokter
Menterjemahkan resep
Meracik obat
Membuat salinan resep untuk diserahkan ke Bagian Akuntansi
Menyerahkan nota harga obat beserta obat ke Bagian Kasir
Mengarsip surat resep obat yang asli
3.      Bagian Akuntansi
Menerima struk pembayaran lembar kedua dan bukti setor bank dari bagian kasir
Menerima copy resep obat dari bagian akuntansi
Mengecek transaksi
Menjurnal transaksi
Mengarsipkan struk pembayaran lembar kedua, bukti setor bank dan copy resep

                  Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa meskipun telah memenuhi kriteria dalam komponen pengendalian intern menurut teori yang berlaku, prosedur pengendalian intern penerimaan kas yang diterapkan pada Apotek XYZ belum dapat dikatakan efektif karena memiliki kekurangan-kekurangan. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Apotek XYZ masih terjadi kerangkapan tugas, hal ini dapat menyebabkan terjadinya kecurangan yang dapat mengakibatkan berkurangnya aset perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan pembahasan mengenai prosedur dan penerapan sistem akuntansi penerimaan kas pada Apotek XYZ, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.                  Sistem akuntansi penerimaan kas pada Apotek XYZ terdiri dari dua bagian yaitu bagian asisten apoteker dan bagian administrasi. Berawal dari prosedur yang dilakukan bagian asisten apoteker yang merangkap bagian kasir menerima pelanggan, meracik obat, dan menerima uang dari pelanggan. Kemudian bagian administrasi mengecek dan mengumpulkan dokumen-dokumen penerimaan kas setiap harinya.
2.                  Prosedur kegiatan penerimaan kas pada Apotek XYZ belum berjalan sesuai sistem pengendalian intern (SPI), karena masih adanya kerangkapan tugas bagian asisten apoteker dengan bagian kasir. Sehingga perlu dilakukan pemisahan tugas antara bagian kasir dengan bagian asisten apoteker dan bagian administrasi digantikan dengan bagian akuntansi.
Saran-saran yang dapat penulis berikan dari hasil kesimpulan diatas adalah sebagai berikut
1.                  Melakukan pemisahan tugas antara Bagian Kasir dengan Bagian Asisten Apoteker
2.                  Menambhakan Bagian Akuntansi di dalam prosedur transaksi di apotek untuk mengurangi kesalahan dan kecurangan serta mempercepat kinerja masing-masing bagian
3.                  Memberikan cap “LUNAS” pada struk pembayaran yang diberikan kepada pelanggan.